Himalaya tak
pernah terpikirkan ataupun terbayangkan akan menjejakkan kaki ke pegunungan
himalaya seumur hidup ku, karena aku bukan lah seorang penggemar atau pendaki
gunung .
Di usia ku yang sudah mencapai 63 th 7 bln pada may 2013 aku masih mampu
menyusuri medan yang berat di himalaya
dengan tuntas sampai selesai, walupun kaki ku lecet 2 karena memakai sepatu gunung
baru yang ku beli di Namche bazaar . Kaki 2 ku lecet2 perjalanan ku terhambat , tetapi tidak menyiutkan nyali ku untuk menyusuri medan yang
sangat berat sampai tuntas. Sungguh sebuah pengalaman yang tak terlupakan se
umur hidupku.
Medan yang berat, tetapi keindahan ciptaan Tuhan yang demikian memukau membuat aku tetap semangat ingin menikmati citaan Nya, yang demikian indah memberi semangat yang kuat untuk menyelesaikan perjalanan ini dengan penuh keceriaan sehingga sakit yang dirasakan mengalahkan semangatku untuk menyelesaikan perjalanan ini dengan penuh antusias setiap lokasi yang berbeda kita akan disuguhi keindahan yang ber beda dan ini memberikan semangat untuk melihat lebih banyak lagi keindahan yang di suguhi sepanjang perjalanan ini.
Medan yang berat, tetapi keindahan ciptaan Tuhan yang demikian memukau membuat aku tetap semangat ingin menikmati citaan Nya, yang demikian indah memberi semangat yang kuat untuk menyelesaikan perjalanan ini dengan penuh keceriaan sehingga sakit yang dirasakan mengalahkan semangatku untuk menyelesaikan perjalanan ini dengan penuh antusias setiap lokasi yang berbeda kita akan disuguhi keindahan yang ber beda dan ini memberikan semangat untuk melihat lebih banyak lagi keindahan yang di suguhi sepanjang perjalanan ini.
Pada sekitar
bulan juli 2012 aku membaca iklan di facebook mengenai trekking ke
himalaya karena pada September 2011 aku
pernah menjejakkan kaki di Tibet dan melihat betapa indahnya pegunungan himalaya
di Tibet yang juga merupakan jajaran
pegunungan himalaya apa lagi udah sampai ke charola Gletcier pada ketinggian 5560
meter dari permukaan laut serta danau
Nam tso dan yamdrok tso yang berada pada ketinggian lebih dari 5100
m dari permukaan laut , maka hatiku
tergerak ingin melihat keindahan pegunungan himalaya lebih dekat yang berada di
Nepal .
Tak pernah terbayangkan bahwa kondisi Nepal dan
Tibet sangat jauh berbeda kalo di Tibet
semua jalan 2 sangat mulus jalan 2 udah
ter aspal dengan sangat baik sekali dan
tidak ada lubang 2 ataupun jalan yang rusak disana beruntunglah rakyat tibet
karena prasarana jalan sangat bagus di sana bahkan sampai ke rumah 2 petani
yang berada diluar jalur jalan utama sehingga mereka bisa membawa hasil
pertaniannya dan menjual hewan dengan menggunakan kendaraan roda 4 dan bahkan
petani 2 disana sudah mempunyai traktor sendiri serta truck untuk pengangkut
hewan walaupun masih ada yang tinggal nomaden tetapi disamping tenda mereka ada
truck ataupun motor roda dua di dekat tenda ataupun rumah 2 mereka yang udah di
bangun permanen.
Disini yak
pun beruntung karena mereka tidak perlu jadi hewan pengangkut beban dan
meliwati jalan 2 berbatu yang sempit dan curam.
Mereka
menjadi hewan ternak yang sangat di manja hidup di padang rumput yang luas dan
dapat bercengkrama dengan sesama nya dengan bebas tanpa harus mengangkat beban
mereka cukup menggemukan tubuhnya dan menghasil kan susu yang banyak karena di
Tibet banyak yang menjual susu yak dan keju yak dengan kemasan yang besar 2
tapi aku ngak pernah mencoba apa rasanya keju yak tetapi daging dan susu yak pernah
mencoba beberapa kali waktu makan yak di CHENGDU di restauran orang tibet karena di chengdu
banyak orang Tibet bahkan ada
perkampungan Tibet disana kita bisa melihat toko 2serta restauran orang Tibet
yang menjual ber macam 2 accesories
tibetan yang dijual dan manjadi tempat
wisata yang ramai di kunjungi setiap hari di perkampungan ini lah aku mencoba
daging yak tetapi tidak terlalu suka karena saat kita makan langit 2 kita masih
tertinggal lemak yang menempel di langit 2 kita tidak nyaman sekali dan
dagingnya rada alot rasanya beda dengan masakan yang yang aku makan di lhasa
disini dagingnya di masak cukup enak untuk dinikmati dan dagingnya empuk serta
tidak ada lemak yang menempel di langit 2 kita dan sempat mencoba sedikit susu
yak cukup nyaman di mulut kita.
Di Tibet pun
aku bisa menikmati bagaimana rasanya menunggang Yak yang memang di tawarkan di
danau Nam tso , beda dengan di Nepal yak
tidak pernah di gunakan untuk tunggangan manusia tetapi mereka lebih
sebagai hewan pengangkut barang dari satu desa ke
desa lainnya.
Kembali
masaalah transportasi jalan di Tibet yang sangat mulus Beda dengan di Nepal
bahkan di kota kathmandu yang notabene kota yang cukup besar jalan tidak lebar dan
tidak mulus bahkan lampu lalu lintas aja ngak ada sungguh memprihatinkan
membawa mobil disana harus extra hati2 karena mobil saling berseliweren
seenaknya dan selalu membunykan klakson minta jalan, lebar jalan hanya sekitar 6 meter aja hampir
diseluruh kota karena udah penuh dengan rumah 2 dan toko 2 saat ini hampir
seluruh kota diadakan pelebaran jalan sehingga kota terlihat kumuh dan berdebu .
Dari
kathmandu kita harus terbang dengan pesawat kecil sekitar 40 menit menuju
Lukla.Bandara nya kecil dan penuh sesak serta
bangunan nya seperti gudang tanpa ada plofon serta sumpek dan kumuh penuh dengan hiruk pikuk manusia seperti
berada di pasar manusia lalu lalang dan saat menimbang barangpun hebohnya bukan
main saling berebut ingin didahulukan dan harus ada orang yang mengatur agar
barang 2 kita dapat di timbang dan kemudian di periksa dengan membuka ransel 2
yang umum nya dibawa para penumpang karena banyak penumpang adalah para pendaki
2 gunung yang mau trekking ke everest dan membawa banyak ransel maklum
perjalanan bisa sekitar 20 sampai 30 hr belum perlengkapan untuk tenda di base
camp everest
Pesawat terbang rendah di antara bukit 2
terjal sehingga kita bisa dekat sekali dengan tebing curam disamping kita
sungguh sebuah pemandangan yang indah sekali kadang kita melihat dar kejauhan
gunung 2 tinggi yang tertutup salju.
Dari Lukla
inilah kita mulai melakukan perjalanan berat menuju Base Camp Everest perjalanan antara lukla sampai Everest base
camp tidak ada jalan 2 aspal yang mulus yang kita hadapi pada perjalanan semua
nya jalan traditional dengan medan yang sangat berat karena harus melalui jalan
2 setapak yang penuh batu serta naik dan turun yang kadang sangat curam dan
terjal dengan anak 2 tangga batu yang dibuat dari batu 2 yang berserakan di
sepanjang lokasi jalan kadang kita
berjalan di pinggir tebing yang sangat curam dengan jalan yang pas pas an aja
kalo melihat kebawah cukup mengerikan bagi yang takut ketinggian dan antara
goraphsek menuju everest base camp kita meliwati jalan setapak yang berbatu 2
besar di mana kiri kanan jalan adalah tebing curam yang ber batu 2 dan lebar jalan mungkin hanya sekitar 1 meter
saja kita harus ber hati 2 menapak jalan
tersebut karena terpeleset dikit aja mau kekiri atau kanan jurang yang dalam
dan ber batu 2 menanti kita untunglah jalan tersebut tidak terlalu panjang tapi
mungkin ada sekitar 1 km
Sepanjang
perjalanan kita meliwati banyak jembatan
gantung yang cukup panjang dan selalu ber goyang 2 saat kita meliwat jembatan
tersebut tetapi jembatan ini cukup kuat karena terbuat dari baja tahan karat.
Kadang kalo
sungainya kecil kita cukup menyebrangi sungai dengan jalan kaki disini tongkat
sangat berguna agar tubuh kita tetap stabil dan tidak kaki kita tidak masuk ke
dalam air demikian juga saat menuruni tebing 2 yang curam atau mendaki tanjakan
yang sangat terjal tongkat sangat membantu sekali sehingga untuk trekking di wajibkan
membawa tongkat yang nyaman digunakan agar kita dapat meliwat rintangan 2 yang
dilalui dengan baik.
Tetapi
adakalaya tanpa tongkat malah jalan kita bisa lebih cepet itu untuk medan 2
yang tidak terlalu berat karena kebiasaan pakai tongkat kadang jalan jadi
sedikit terhambat karena melangkah satu 2 sambil memindahkan tongkat untuk
dapat bergerak memerlukan waktu untuk pindah 2 tersebut.
Penduduk setempat
selain menggunakan yak dan kuda [ lebih banyak Yak dari pada kuda kalo kuda
bisa di gunakan untuk tunggangan manusia aku hari terakhir masih merasakan
nikmatnya naik kuda dari Phakding ke Lukla skitar 2 jam perjalanan ]
Tenaga manusia masih banyak disini untuk
membawa keperluan mereka se hari2 atau
mengangkut ransel 2 para pendaki yang disebut
Sherpa , Sherpa 2 ini bisa mengangkut
beban yang kadang jauh lebih berat dari berat tubuh mereka saya juga
sering menjumpai sherpa 2 yang masih muda 2 mungkin umur mereka sekitar
15 tahun sungguh sangat memprihatinkan
karena seusia mereka yang seharusnya masih sekolah dan perlu ber main
dengan temen 2 sebaya mereka udah bekerja keras untuk membantu kehidupan orang
tuanya yang tidak mampu memberikan pendidikan yang baik bagi mereka atau
mungkin juga tidak ada sekolah yang akan menampung mereka.
Jalan yang kita gunakan bersamaan dengan jalan
yang digunakan yak dan kuda untuk lokasi 2 yang sering dilalui yak jalan
sangat penuh dengan kotoran Yak kita
yang berada di dataran tinggi untuk bisa berjalan dengan baik disini kita harus
menghirup udara /oksigen lebih kuat agar
setiap langkah kita harus mengambil nafas yang dalam agar tidak cepat cape dan
ini mengakibatkan kita ikut menghirup kotoran yak yang kering dan
beterbangan sekitar kita sungguh sebuah
polusi yang sangat berat disana hidung kita akan selalu meleleh sepanjang jalan
jadi harus menyiapkan sapu tangan untuk menyeka cairan yang selalu meleleh di
hidung kita dan sesampai di lodge saat
membersihkan hidung banyak sekali kotoran yak yang menempel di rongga hidung
dan tonggorokan selalu terasa kering walaupun udah sering minum sepanjang jalan,
aku selalu mengisi kantong air setiap
hari dan setiap saat bisa di minum agar tenggorokan tidak kering dan cairan
tubuh tetap terjaga dengan baik ketika membersihkan tenggorokan setiap hari
pasti ada darah yang keluar dari tenggorokkan dahak akan bercampur dengan darah
jadi sebaiknya menyiapkan obat tenggorokan agar tidak sakit selama berada disana untung aku menyiapkan obat 2
yang cukup sehingga kesehatanku tidak terlalu mengganggu selama perjalanan ku. [mungkin
pemerintah Nepal harus memikirkan untuk memasang karung penampung kotoran yak
dan kuda agar tidak bertebaran di sepanjang jalan yang menyebabkan polusi bagi
para pengunjung yang datang dari seluruh dunia untuk melihat keindahan
pegunungan Himalaya]
Kotoran Yak
biasa digunakan untuk bahan bakar demkian juga di Tibet kotoran yak d kumpulkan
dan bahkan dijadikan pagar pembatas halaman rumah karena banyaknya di susun
rapih yang setiap saat kalo udah kering
di gunakan untuk bahan bakar memasak karena di ketinggian ini tidak ada kayu untuk bahan bakar , memang ada
gas mereka sudah menggunakan kan gas untuk bahan bakar tetapi masih ada yang
menggunakan kotoran Yak sebaga bahan bakar.Kalo d Nepal pagar pembatas halaman
rumah mereka memakai batu 2 yang di susun rapi dengan rapi sekitar 1 meter
tinggi nya.
Di tempat
ketinggian semakin tinggi semakin rendah kadar oksigennya sehingga sangat berat bagiku untuk berjalan,
setiap langka harus bernafas dan ini harus diselaraskan antara langkah kaki dan
menarik nafas untuk permulaan cukup berat tetapi kalo udah terbiasa makanya
jalan jadi bisa lebih baik karena nafas kita seirama dengan langkah jadi tidak
cepat capek. kadang kalo sudah cape
untuk mengikat tali sepatu aja ngak ada tenaga dan nafas udah ngos2 an susah bernafas selera makan juga hilang makan
hanya sedikit bahkan kurang dari 50 % makan normal ini terbantu
dengan banyak minum untung selama disana tidak sakit yang berat tapi
kalo hanya pusing 2 sedikit dan lemes sudah pasti yang penting harus tetap
semangat walaupun badan terasa cape dan lemes tapi harus cukup tidur agar
besoknya badan seger lagi dan bisa jalan
lagi
Yang namanya
penyakit ketinggian bukan aja susah bernafas selera makan sangat berkurang
sering pusing 2 dan kadang muntah 2 badan menjadi lemes tidak ada tenaga tetapi
aku tetap harus semangat dan tidak mengeluh atau minta perhatian karena aku
juga sadar semua orang juga merasakan hal 2 yang tidak menyenangkan karena
pengaruh ketinggian dengan kadar yang ber beda 2 tentunya kita harus saling
menguatkan dan tidak mengeluh karena itu tidak akan membantu malah akan membuat
suasana menjadi tidak nyaman bagi semua .
Kembali ke
masaalah anak 2 muda yang udah menjadi sherpa di usia muda aku jarang menemukan sekolah di sepanjang
jalan kadang terlihat anak 2 sekolah
yang masih kecil 2 mungkin usia dibawah
10 th yang harus berjalan ber kilo 2 meter untuk menuntut ilmu dengan medan yang sangat berat sungguh tragis
kehidupan disana.
Pada satu
tempat aku lupa namanya saat kita berjalan dan berpapasan dengan seorang ibu
yang berjalan dengan anaknya yang berumur sekitar 4 th salah satu dari kami ada
yang tertarik dengan anak 2 nepal yang mungil dengan pipi tembem bewarna merah
emang mereka terlihat sangat menggemaskan temen tersebut dengen gemes
menggendong anak tersebut dan kemudian
minta di foto bersama setelah foto temen tersebut memberi sebungkus biscuit
pada anak tersebut [ kita saat tersebut berada di didepan rumah orang sedangkan
anak tersebut bersama bunya sedang meliwati rumah tersebut di halaman rumah
tersebut ada seorang ibu dangan anak nya yang masih kecil sekitar 2 tahunan]
Saat anak
tersebut menerima biscuit anak tersebut berjalan kesamping rumah karena bagian
depan ada pagar batu sekitar 1 meter tinggi nya di samping rumah tersebut ada
palang bambu mengahalangi orang yang akan masuk ke rumah tersebut
Anak kecil
tersebut membungkukkan badannya meliwati palang bambu dan masuk menemui anak
kecil yang sedang bermain dengan ibunya dihalaman rumah tersebut dia membagi
biscuit tersebut ke adik kecil aku tidak tahu apa mereka saling menggenal atau
tidak tetapi peristiwa tersebut sangat menggugah hati kita ibu tersebut
berhasil mengajarkan kepada anaknya untuk saling berbagi terhadap sesama jadi walaupun jarang menemukan sekolah
disini ibu tersebut berhasil mengajarkan budi pekerti dengan baik pada anak 2
nya hal patut di contoh bagi kita yang merasa ebih beradab tapi kadang kita
memperlakukan sesama secara tidak manusiawi.
Penduduk
disini ramah 2 dan sangat baik dan jujur serta ramah dengan pendatang setiap kita ber papasan
dengan siapa saja selalu mengucapkan Namaste dan ini tertular pad semua pendaki
dari seluruh dunia yang mengunjungi tempat ini tidak peduli kebangsaan apapun setiap ketemu
pasti kata tersebut keluar dari mulut mereka, disini kita bisa bertemu dengan pendaki 2 dari
segala bangsa dan suku yang paling muda dari amerika berusia 14 tahun seorang
gadis yang cantik dan ramah dan paling
tua mungkin sekitar 70 an semua nya saling bertegur sapa dengan ramah dan
kadang kalau berhenti pada tempat yang sama akan saling bertegur sapa menanyakan
asal dari mana dan mau kemana itu adalah percakan yang paling sering terjadi
disini.Dan kadang kalo mereka melihat kita mengalami sesuatu yang kurang baik
pasti mereka menyatakna simpatinya dan berdoa agar selamat sampai tujuan.
Pada saat
istirahat duduk di tepi jalan pasti ada saja yang menanyakan kesehatan
kita dan berasal dari mana dengan sangat
ramah kadang saat mereka melihat aku berjalan sedikit pincang ada aja yang
menawarkan bantuan apa yang bisa mereka lakukan bahkan saya bertemu dengan
orang yang menyebutkan dirinya seorang dokter dan apa yang bisa dia lakukan
untuk membantu tetapi saat aku katakan tapak kaki ku lecet 2 karena sepatu dia
menyatakkan simpatinya atas apa yang telah aku dapat untuk yang satu ini sering
sekali dapat simpati dari para pendaki ketika tahu kaki ku lecet 2 karena
jalanku agak sdikit pincang dan menyeret 2 kaki saat berjalan bahkan tak
sedikit yang menyalami tanganku dan menyatakan simpatinya dan berharap aku
dapat menyelesaikan perjalananku dengan baik karena aku selalu berjalan sendiri
guide yang mendampingiku selalu berjalan lebih cepat kadang berjarak sekitar 1
km dari posisiku dan dia menunggu ku
disana setelah aku istrahat
sejenak diapun berjalan lebih dahulu karena ngak sabar mengikut langkah 2 ku
yang lambat jadi aku harus berjalan sendiri mengikuti jalur pendakian tersebut
dan berpapasan para pendaki atau
rombongan yak atau sherpa untuk meyakin kan bahwa jalan yang aku lalui tidak
salah arah kadang sangat tidak nyaman berjalan sendiri di tempat yang asing dan
penuh ber batu 2 dan sepi tetapi keindahan alam yang demikian indah menghibur
diri ku dalam kesendirian mengarungi belantara batu dan pegunungan dan lembah
serta sungai deras yang mengalir di bawah jurang dalam yang sangat indah yang
tidak pernah kulihat seumur hidupku.
Kembali
mengenai transportasi barang kebutuhan mereka selain sherpa
mereka juga menggunakan tenaga binatang
seperti yak dan kuda yang sering di kawal oleh ibu 2 atau wanita muda dalam satu
kelompok bisa antar 5 sampai 10 ekor kuda
atau yak kalo hanya sekitar 5 ekor cukup satu orang tetapi kalo lebih dari lima
biasanya ada 2 orang satu didepan dan satunya lagi di belakang guna
mengawasi agar binatang 2 tersebut berjalan sesuai trek, kami sebagai pengguna jalan harus mengalah
memberikan binatang jalan bila ber
papasan dengan rombangan binatang ini dan aturannya adalah demikian dan kita harus berdiri di kanan jln menunggu kelompok binatang itu
liwat demikian juga pada saat para Sherpa liwat kita memberikan jalan pada mereka
para sherpa itu walaupun dengan beban
yang berat mereka dapat berjalan cepat dan menggunakan jalur yang lebih curam
kami biasanya mencari jalur yang lebih landai karena pada trek 2 yang dilalui
ada beberapa jalur yang bisa dipilih untuk disesuaikan dengan kemampuan kita
melalui jalan tersebut .
Yang penting
selama perjalanan ini kita harus memakai masker dan membawa sapu tangan serta air mineral yang cukup, memang memakai masker menyebabkan lebih sulit bernafas tetapi ini akan mengurangi
polusi debu dan kotoran yak yang bertebaran sepanjang perjalanan demikian juga
sapu tangan berguna untuk melap hidung yang selalu meleleh selama perjalanan
dan kadang bagi yang tidak cocok dengan
kondisi disana tepi kuku [ bagian antara jari dan kuku terjadi perdarahan akibat
cuaca disana ] akan berdarah jadi obat luka penting yang berupa salep agar
lebih nyaman
Harga air
mineral ber beda 2 disini tergantung lakosi ketinggian dimana kita berada
sebagai contoh di kathmandu harga 20 rupee nepal dan paling mahal di Gorapsek
300 rupee untuk kemasan 1 lt.
Semua
kebutuhan di datangkan dari Kathmandu dan antara Kathmandu ke Lukla kita
terbang dengan menggunakan pesawat kecil perjalanan sekitar 40 menit dengan penumpang maksimum sekitar 12 orang
aja dan kalo menggunakan jalan darat bisa seminggu karena tidak ada
transportasi kendaraan harus berjalan
kaki ini yang menyebabkan biaya hidup tinggi mulai dari lukla sampai goraphsek
sebagai contoh air mineral di kathmandu hanya 20 rupee di lukla menjadi 100 sd 120 rupee per botol dengan isi 1 liter
demikian juga makanan semaking jauh dan tinggi lokasi dari kathmandu harga 2
semakin meningkat.
Untuk
membeli kebutuhan pakaian outdoor yang paling murah tentu di kathmandu disini banyak dijual produk lokal dengan merk
Nort Face dll dengan kwalitas yang cukup bagus.
Namche
bazaar adalah toko outdoor tertinggi didunia 3400 m dari permukaan laut harga sedikit lebih
mahal tetapi tidak terlalu banyak bedanya dengan kathmandu produksi dari nepal
tetapi kwalitas cukup bagus dan harga nya juga cukup murah dibanding harga di
indonesia.
Sebagai
contoh kita bisa membeli jaket bulu angsa [down jakect] seharga 3000 rupee
nepal dan jacket tahan angin dan hujan hanya dengan 2000 rupe kwalitas bahan
bagus dan jahitannya juga bagus celana sekitar 1500 rupee semua buatan nepal umum
pruduk Nort Face sangat banyak disana juga produk asli tentu harga jauh lebih mahal
aku ngak beli produk asli cukup produk lokal karena kwalitas cukup memadai dan
sesuai dengan kantongku.
Hal 2 yang
menarik ketika berada disana adalah cuaca yang dingin serta angin yang besar
tidak terlalu mengusik ku setelah berada disana beberapa hari pada awalnya memang
terasa dingin sekali tetapi setelah 2 atau 3 hari tubuhku mulai dapat
menyesuaikan cuaca disana tentu saja dengan memakai baju yang cukup tebal 3
lapis tetapi tidak sampai menggigil hanya terasa sedikit dingin apalagi kalo
berhenti untuk istirahat terasa dingin tapi tidak sampai menggigil karena pada
saat siang cuaca tidak terlalu dingin karena matahari masih memancarkan
sinarnya dengan terangnya disana pada
malam hari kita memakai selimut jadi juga cukup hangat yang sangat mengganggu adalah susahnya air
disana jadi kita harus menyiapkan tisu basah dan air meneral yang cukup untuk
keperluan buang air dan cuci muka saat
pulang dari trekking dan pagi hari guna membasuh muka, kadang wahtafel pun ngak
ada emang airnya dingin seperti es tapi untuk membasuh muka juga masih ok, selama disana tidak pernah mandi, mandi hanya
bisa dilalukan di kathmandu bisa mandi shower dengan air panas sungguh nyaman
sekali mandi setelah ber hari 2 tidak mandi aku menghabiskan waktu cukup lama
saat mandi pertama di kathmandu menikmati segernya mandi dan keramas yang
tidak bisa dilakukan selama perjalanan tersebut.
Hal yang
tidak kalah pentingnya adalah harus selalu memakai sunblok setiap hari paling tidak
spf 30 kalo tidak mau kulit muka kena
sinar matahari yang bisa membakar kulit kita serta lipstik pelembab agar bibir
tidak pecah 2 setiap habis makan atau minum bibir harus di oles pelembab agar tidak
pecah 2 pernah aku malas mengoles pelembab wow bibirku kering dan pecah 2
demikian juga kalo ngak pakai sunblok kulit muka menghitam dan besoknya mengelupas puncak hidung jadi
kitam dan mengelupas keesokkan harinya
kulit muka jadi kasar tetapi hitung 2 mengelupaskan kulit wajah ha ha ha.
Saat kembali
dari base camp everest dan tiba di lukla cuaca memburuk selalu mendung dan
berawan disertai hujan sehingga tidak bisa terbang ke Kathmandu kami menunggu pesawat 2 hari di lukla ngak
juga bisa ke mana 2 karena ini kota kecil dan tidak ada tempat yang bisa di
tuju.
Pada hari
kedua di Lukla kami diminta siap 2 jam 6 pagi akan berangkat jadi jam 5 sekali
harus sudah bangun dan mengemasi barang 2 ,karena hotel dimana kami menginap
dekat bandra cukup jalan kaki dan dari depan hotel bisa lihat bandara dengan
jelas.
Saat bangun
jam 5 aku melihat keluar jendela udara
bersih dan terang kita semua semangat dan teriak cuaca bagus ayo bangun siap berangkat pagi ini.Ketika mendekati
jam 6 cuaca memburuk dan mendung serta berawan kita semua jadi kecewa suasana
hati kami pun jadi tidak menentu tadinya mau sarapan di Kathmandu aja tetapi
akhirnya kita pesan makan pagi disini karena tidak mungkin berangkat jam 6 pagi
ini.
Ini sebuah
penantian yang melelahkan setiap saat melihat ke luar cuaca tidak berubah
bahkan kadang lebih mendung dan berawan kami jadi pesimis akan berangkat hari
ini yang akan barangkat hari ini bukan kami aja ada banyak rombongan yang
nginap disini yang akan balik ke kathmandu semua jadi muram dan kadang saling
bet bincang 2 dengan sesama yang akan berangkat hari ini semua berharap cuaca
akan membaik tetapi deru pesawat tidak terdengar dan cuaca tetap mendung hotel
kami berada dekat sekali dengan bandara sehingga setiap deru pesawat terdengar
dengan sangat jelas biasanya kalo cuaca mulai membaik ada helikopter yang
terbang mengitari lokasi untuk menyelidiki apakah dengan cuaca seperti ini
memungkinkan pesawat terbang jam 10 cuaca agak membaik kami melihat keluar apa
ada tanda 2 pesawat akan berangkat tetapi tetap sunyi ngak berapa lama ada
suara helikopter mengudara harapan kam timbul lagi semua melihat keluar dengan penuh
harapan , ngak berapa lama guide kami mngatakan yah tidur aja lagi istirahat
karena hari ini tidak ada penerbangan kami semua kecewa dan masih berharap akan
terbang hari ini kami masih menunggu di
ruang makan belum beranjak ke kamar karena kami semua kecewa.
Tiba 2 jam
11.30 aja ada sign kami harus siap 2 karena pesawat siap berangkat kami semua
semangat lagi semua langsung angkat ransel dan jalan ke bandara paling eekitar 10 menit sampai di bandara ,
tiba dibandra sudah banyak orang yang menunggu tiket kami diurus oleh guide dan
kemudian barang 2 kami diminta di tumpuk di tempat penimbangan karena banyak
yang antri menimbang barang begitu selesai ditimbang barang dipindahkan ke meja
pemeriksaan yang kelihatannya hanya asalan aja begitu buka ransel di lihat 2
sebentar lalu suruh di tutup dan
dipindahkan ke tumpukan barang yang akan di angkut ke pesawat tiket kami dapat no 3 jadi berangkat pesawat
yang no 3 sekitar jam 12 siang pesawat kami berangkat ke kathmandu.
Usa sudah
penantian kami di kathmandu, sesampai di kathmandu kami langsung ke hotel tidur
2 an sebentar lalu keluar mencari barang outdoor yang banyak di jual disekitar
hotelkami menginap sarenya kami mandi inilah mandi dan keramas ternikmat selama
perjalanan kami di nepal bisa mandi air hangat dan keramas yang tidak pernah
dapat kami lakukan selama perjalanan ini.
Sehabis mandi
kami berjalan 2 lag menikmati semua peralatan outdoor yang dijual disekitar
kami.
Pada saat
makan siang rombongan memutuskan tidak jadi mountan fly ke everest besok pagi saya kecewa sekali mereka
memutuskan akan ke pocara besoknya dengan menyewa mobil karena jarak kathmandu ke pocara sekitar 6
jam perjalanan saya memutuskan tidak mau ke pocara karena kecewa
tidak jadi mountain fly.
Malamnya saya
menjual semua dollar yang saya sisakan untuk mountain fly dan memborong segala keperluan
outdoor yang di jual disana bahkan masih kurang juga satu2 nya ATM yang ada
disana dan ternyata bisa ditarik disana
untuk mengambil uang sehingga aku belanja lebih semangat untuk memborong barang
2 yang aku sukai, sore nay saat kembali ke hotel di nyatakan bahwa mountain fly
jad besok pagi aku bilang bahwa uangku udah habis kebelanjakan udah tidak ada
dollar lagi untung seoarng temen yang selalu bersedia meminjamkan dollarnya
saat kubutuhkan siap meminjamkan akhirnya akupun jadi terbang besoknya naik
pesawat Buddha air pagi jam 6 kami sudah siap di hotel dan dijemput oleh
travelmenuju bandara kathmandu, sayang kami terbang ke pegunungan himalaya
tidak seperti yang ku bayangkan , tadinya ku pikir kita akan terbang dekat
sekali dengan mount everest dan bisa melihat punggung dan puncak everest sanagat
dekat ternyata hanya dari jauh sekali dan hanya melihat pegunungan himalaya
secara utuh tetapi dengan jarak yang sangat jauh ini jauh dar perkiraan ku semula
kalo tau seperti ini ngak terbang juga ngak apa 2 karena saat trekking malah
kita bisa melihat gunung 2 tersebut jauh lebih dekat dan indah.
Terbang
hanya sekiatr 2 jam jam 9 selesai kami kemabli ke kathmandu sesampai di
kathmandu aku jadi pingin me lihat 2 kathmandu seerti musium , kuil yang ada di
bukit yang lumayan tinggi dan mengajak kalo ada yang mau berangkat jalan2
kelliling kota tetapi ternyata pada tidakmau akhirnya ada 3 orang yang mau
berangkat itupun setelah makan siang hampr jam 3 an kami langsung menuju bukit
tempat dimana ada kuil yang cukup indah dan dari bukit ini kita bisa melihat
kota kathmandu dari atas sungguh menyenangkan bisa sampai disini sayang tidak
jadi ke musium karena musium tutup jam 4 sore padahal musium tersebut berada di
tengah kota dan besar sekali karena musium tersebut bekas istana raja nepal
yang kemudian dijadikan musium yaah kecewa juga sih tapi karen temen2 tidak
brminat ya udah lupakan saja.
Besok paginya
kita ke pocara ternyata apa yang dilihat
di pocara tidak seindah yang di bayangkan hanya sebuah danau kecilkatakan lah
telaga danau di negara kita banyak yang jauh lebih indah dari danau tersebut,
tadinay mau ke anapurna ternyata tempatnya jauh seklai jadi tidak mungkin
kesana bahkan melihat pegunungannya dari
pocara aja ngak jelas yah kecewa juga sih karena mereka ialng rugi kalo tidak
ke pocara setelah mlihat langsung yah ngak kesana pun ngak masaalah mungkin ke
musium jauh lebih menarik waktu kami habis disana pulang 2 udah jam 9 malam
sampai kathmandu dan itulah perjalanan
terakhir ku nepal besak kami akan terbang dari kathmandu menuju tanah air
tercinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar